Baca Juga
Kabar Kita - Sebanyak delapan siswa SMPN 4 Poco Ranaka, Kabupaten Manggarai Timur-Flores-Nusa Tenggara Timur, dihukum menjilat closet (WC) di sekolahnya, Jumat (15/9/2017) pagi.
Guru yang menghukum mereka berinisial YN, guru kesiswaan di sekolah tersebut.
Mereka dihukum karena menggunakan bahasa daerah Manggarai di lingkungan sekolah sebelum KBM.
Sang guru yang berstatus honor menggunakan dana BOSDA lalu memanggil para siswa ke kamar WC lalu menjilat closet secara bergantian.
"Awalnya kami tidak tahu. Anak-anak tidak beri tahu. Mereka takut karena guru tersebut mengancam akan memberikan nilai buruk kalau kejadian tersebut diberi tahu kepada orangtua."
"Anak-anak kami pun tidak beri tahu orangtua sejak kejadian jilat closet tanggal 15 September 2017 pagi."
"Kami baru tahu tanggal 22 September 2017 karena ada teman-teman mereka cerita kepada kami," ujar Frans Par ketika dihubungi Pos Kupang dari Ruteng per-telepon, Kamis (28/9/2017) malam.
Frans menjelaskan, para orangtua yang anak-anaknya dihukum sebenarnya mau ke Dinas PPO Matim pada Sabtu (23/9/2017) pagi, tapi tidak jadi karena PNS di Matim kerja lima hari. Hari Sabtu mereka libur.
"Kami lalu ke Dinas PPO Matim, Senin (25/9/2017) pagi. Di dinas kami bertemu Kasubag," kata Frans.
Kejadian jilat closet, papar Frans, sungguh tidak bisa diterima para orangtua sehingga mereka melapor ke Dinas PPO Matim.
Frans menyebutkan, SMPN 4 Poco Ranaka berada di Desa Watu Lanur, Kecamatan Poco Ranaka.
Kedelapan siswa yang dihukum jilat closet yakni Gundi Par, Sanga, Patris, Rian, Naur, Ronald, Yute dan Kala.
Pecat YN
Kadis PPO Matim, Frederika Soch ketika dihubungi Pos Kupang per telepon, Kamis (28/9/2017) malam, mengaku sudah menerima pengaduan para orangtua.
"Saya selesai terima pengaduan orangtua siswa dari SMPN 4 Poco Ranaka langsung pecat YN sebagai guru Bosda di SMPN 4 Poco Ranaka. Hari itu habis lapor saya pecat dengan mengeluarkan surat agar YN diberhentikan dari guru di sekolah itu," tegas Frederika.
Ia pun menyayangkan tindakan sang guru. Pasalnya, apa yang dilakukannya sudah masuk kategori kekerasan terhadap anak.
"Memang tidak ada cara lain sampai harus jilat closet? Makanya saya pecat dari guru,"kata Kadis Fredrika. (Pos-Kupang, Aris Ninu)
sumber: bangkapos.com
Guru yang menghukum mereka berinisial YN, guru kesiswaan di sekolah tersebut.
Mereka dihukum karena menggunakan bahasa daerah Manggarai di lingkungan sekolah sebelum KBM.
Sang guru yang berstatus honor menggunakan dana BOSDA lalu memanggil para siswa ke kamar WC lalu menjilat closet secara bergantian.
"Awalnya kami tidak tahu. Anak-anak tidak beri tahu. Mereka takut karena guru tersebut mengancam akan memberikan nilai buruk kalau kejadian tersebut diberi tahu kepada orangtua."
"Anak-anak kami pun tidak beri tahu orangtua sejak kejadian jilat closet tanggal 15 September 2017 pagi."
"Kami baru tahu tanggal 22 September 2017 karena ada teman-teman mereka cerita kepada kami," ujar Frans Par ketika dihubungi Pos Kupang dari Ruteng per-telepon, Kamis (28/9/2017) malam.
Frans menjelaskan, para orangtua yang anak-anaknya dihukum sebenarnya mau ke Dinas PPO Matim pada Sabtu (23/9/2017) pagi, tapi tidak jadi karena PNS di Matim kerja lima hari. Hari Sabtu mereka libur.
"Kami lalu ke Dinas PPO Matim, Senin (25/9/2017) pagi. Di dinas kami bertemu Kasubag," kata Frans.
Kejadian jilat closet, papar Frans, sungguh tidak bisa diterima para orangtua sehingga mereka melapor ke Dinas PPO Matim.
Frans menyebutkan, SMPN 4 Poco Ranaka berada di Desa Watu Lanur, Kecamatan Poco Ranaka.
Kedelapan siswa yang dihukum jilat closet yakni Gundi Par, Sanga, Patris, Rian, Naur, Ronald, Yute dan Kala.
Pecat YN
Kadis PPO Matim, Frederika Soch ketika dihubungi Pos Kupang per telepon, Kamis (28/9/2017) malam, mengaku sudah menerima pengaduan para orangtua.
"Saya selesai terima pengaduan orangtua siswa dari SMPN 4 Poco Ranaka langsung pecat YN sebagai guru Bosda di SMPN 4 Poco Ranaka. Hari itu habis lapor saya pecat dengan mengeluarkan surat agar YN diberhentikan dari guru di sekolah itu," tegas Frederika.
Ia pun menyayangkan tindakan sang guru. Pasalnya, apa yang dilakukannya sudah masuk kategori kekerasan terhadap anak.
"Memang tidak ada cara lain sampai harus jilat closet? Makanya saya pecat dari guru,"kata Kadis Fredrika. (Pos-Kupang, Aris Ninu)
sumber: bangkapos.com
Miris! Hanya Masalah Sepele Delapan Murid Diberi Hukuman Jilat WC, Orang Tua Murid Langsung Lakukan Ini
4/
5
Oleh
Unknown