Baca Juga
Heboh Bocah Sebatang Kara Huni Gubuk Reyot di Karawang, ternyata Hoax.

Karawang - Beredar cerita di Facebook tentang kisah iba bocah yang hidup sebatang kara dalam rumah gubuk di Karawang, Jawa Barat. Saat ditelusuri, ada fakta mengejutkan.
Sejak awal Juli, warganet dibuat iba oleh cerita bocah sebatang kara di Karawang yang hidup sebatang kara. Dia telantar tanpa perhatian warga dan pemerintah. Saking menyedihkan, bocah yang tinggal di gubuk reyot itu disebut-sebut baru merasakan ketoprak untuk pertama kali dalam hidupnya.
Bahkan katanya, saat Ramadan 2017, sebungkus nasi ia bagi dua. Separuh dimakan sahur, separuh lagi saat berbuka. Benarkah? Beberapa portal berita online turut menyebarkan informasi tersebut. Namun kisah ini berawal dari posting-an pengguna Facebook berinisial YR seperti berikut ini:
AP (sengaja disebut inisial-red) 13thn Tinggal di dusun cibuaya IV, rt/rw 001/007 desa cibuaya, kecamatan.cibuaya, kabupaten karawang.
Dia yatim, Yg sll bekerja keras, wlu seharusnya anak seusianya msh sklh Dan bermain. Namun dia Kini Tak sekolah lagi krn tdk ada biaya.
Demi utk hidup Dan makan. AP rela bekerja nyuci piring,nyuci baju,nyetrika,jual kopi keliling dan ikut jadi kuli panggul di pasar. demi rupiah demi mengisi perut .
Dulu dia tinggal bersama ibunya. Namun sdh 2 bln INI, ibunya pergi entah kemana. Dari keterangan tetangga , katanya ke Jakarta. Mgkn Untuk bekerja .
Kini AP permana hidup sendiri di gubuk reotnya. Yg membuat hati Miris di kala puasa kemarin...
setiap Hari sebungkus nasi dia bagi 2., separo Untuk sahur dan separo Untuk berbuka atau sebaliknya.
Hari Raya lebaran pun dia lalui dgn sendirian di gubuk reotnya tanpa Ibu, sdg Yg lain berkumpul dgn keluarga.
Terlebih lg dia mengatakan seumur hidup nya baru pertama kali makan ketoprak, ketika ada seseorang membelikan. Yang ternyata pernah terbesit di hati nya bagaimana rasanya ketoprak.
Ya allah...
bersyukurlah kita dengan keadaan kita
Karena di luar sana masih bnyak saudara2 kita yang begitu kekurangan.
Sosok anak laki" yatim Yg Kini hidup sendiri di gubuk reotnya tanpa ibu nya mengajarkan kita akan kesabaran,keperihatinan juga ke ilkhlasan.
dia tinggal di gubuk yang separo sudah roboh.
Subhanallah.....
Yg semangat le.... sabar , sehat Dan ikhlas, SMG ada Yg peduli, Dan membantu agar engkau bisa tinggal di Rumah Yg layak, terlebih lg ibumu segera ada kbr Dan bisa bersama lagi....amin yarroball alamin."
detikcom mendatangi gubuk reyot yang disebut-sebut tempat tinggal AP di kecamatan paling utara di Karawang itu, Rabu, (26/7/2017). Di gubuk reyot itu, AP tidak ada. Saat detikcom bertanya tentang kisah AP kepada tetangganya, air muka mereka mendadak jadi ekspresi mencibir. Dengan menjawab singkat, mereka bilang sudah hampir sebulan AP tak terlihat di sana.
Ramai Bocah Sebatang Kara Huni Gubuk Reyot di Karawang, Masa Sih?Gubuk yang ternyata milik kerabat AP, bukan rumah AP (Luthfiana Awaluddin/detikcom)
detikcom lalu menyambangi kediaman Kapni (57). Nenek AP dari pihak ayah. Ia bercerita, AP adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Ayahnya adalah seorang sopir tembak yang kerap pergi jauh. Saat usia AP 4 tahun, ayahnya meninggal.
"Itu kuburannya," ujar Kapni sambil menunjuk makam di sebelah rumahnya. "Sejak saat itu, AP kerap diasuh ibunya," kata Kapni.
Kapni mengatakan, saat AP menginjak remaja, ia dibawa ibunya ke Bekasi. Di sana ia bekerja di salon kecantikan. Pada Lebaran 2017, AP kembali ke Karawang, lalu diadopsi oleh Ohan, kerabat dekat AP.
Sekembalinya ke Karawang, informasi kisah AP mencuat di media sosial. "Namun kisah itu tidak benar. AP tidak telantar," ujar Sekretaris Desa Cibuaya Agus Nanang.
Agus mengatakan AP kerap diperhatikan oleh warga Dusun Cibuaya IV. "Bahkan kami patungan untuk biaya sunat dia," kata Agus.
AP juga rutin menerima duit Program Keluarga Harapan (PKH) dari pemerintah. Selain itu, semenjak kisahnya viral, banyak lembaga maupun perorangan yang turut memberikan sumbangan kepada AP.
"Ada sumbangan dari Mabes Polri, persatuan TKW Taiwan, warga negara Jepang, hingga yayasan yatim-piatu," beber Agus.
"Namun sumbangan itu dipakai foya-foya. Kami pernah memergoki dia nyawer penyanyi di panggung dangdut. Dia juga pernah kepergok mabuk dan main perempuan," ungkap Agus.
Kejanggalan lainnya, menurut Agus, adalah sikap AP yang kerap berdandan seperti perempuan, memakai wig, bahkan kerudung.
"Bisa dicek langsung ke akun Facebook dia. Bahkan AP pernah kepergok mencuri ponsel dan motor warga yang mengasuhnya," kata Agus.
detikcom mencoba meminta konfirmasi langsung kepada AP melalui telepon yang nomornya diperoleh dari Ketua RT 1 Asim. Berkali-kali dihubungi, nomor telepon AP tidak aktif.
Saat detikcom menggali informasi kisah AP di Kantor Desa Cibuaya, air muka warga maupun aparat desa terlihat muak. Warga di sana menjelaskan info AP di Facebook adalah HOAX.
AP kerap mendapat bantuan, ia tak kesulitan makan, banyak tetangga yang memberi dia makanan. Bisa jadi, kisah malang AP di Facebook sengaja disebar untuk mencari perhatian dan keuntungan ekonomi.
Sumber: detikcom

Karawang - Beredar cerita di Facebook tentang kisah iba bocah yang hidup sebatang kara dalam rumah gubuk di Karawang, Jawa Barat. Saat ditelusuri, ada fakta mengejutkan.
Sejak awal Juli, warganet dibuat iba oleh cerita bocah sebatang kara di Karawang yang hidup sebatang kara. Dia telantar tanpa perhatian warga dan pemerintah. Saking menyedihkan, bocah yang tinggal di gubuk reyot itu disebut-sebut baru merasakan ketoprak untuk pertama kali dalam hidupnya.
Bahkan katanya, saat Ramadan 2017, sebungkus nasi ia bagi dua. Separuh dimakan sahur, separuh lagi saat berbuka. Benarkah? Beberapa portal berita online turut menyebarkan informasi tersebut. Namun kisah ini berawal dari posting-an pengguna Facebook berinisial YR seperti berikut ini:
AP (sengaja disebut inisial-red) 13thn Tinggal di dusun cibuaya IV, rt/rw 001/007 desa cibuaya, kecamatan.cibuaya, kabupaten karawang.
Dia yatim, Yg sll bekerja keras, wlu seharusnya anak seusianya msh sklh Dan bermain. Namun dia Kini Tak sekolah lagi krn tdk ada biaya.
Demi utk hidup Dan makan. AP rela bekerja nyuci piring,nyuci baju,nyetrika,jual kopi keliling dan ikut jadi kuli panggul di pasar. demi rupiah demi mengisi perut .
Dulu dia tinggal bersama ibunya. Namun sdh 2 bln INI, ibunya pergi entah kemana. Dari keterangan tetangga , katanya ke Jakarta. Mgkn Untuk bekerja .
Kini AP permana hidup sendiri di gubuk reotnya. Yg membuat hati Miris di kala puasa kemarin...
setiap Hari sebungkus nasi dia bagi 2., separo Untuk sahur dan separo Untuk berbuka atau sebaliknya.
Hari Raya lebaran pun dia lalui dgn sendirian di gubuk reotnya tanpa Ibu, sdg Yg lain berkumpul dgn keluarga.
Terlebih lg dia mengatakan seumur hidup nya baru pertama kali makan ketoprak, ketika ada seseorang membelikan. Yang ternyata pernah terbesit di hati nya bagaimana rasanya ketoprak.
Ya allah...
bersyukurlah kita dengan keadaan kita
Karena di luar sana masih bnyak saudara2 kita yang begitu kekurangan.
Sosok anak laki" yatim Yg Kini hidup sendiri di gubuk reotnya tanpa ibu nya mengajarkan kita akan kesabaran,keperihatinan juga ke ilkhlasan.
dia tinggal di gubuk yang separo sudah roboh.
Subhanallah.....
Yg semangat le.... sabar , sehat Dan ikhlas, SMG ada Yg peduli, Dan membantu agar engkau bisa tinggal di Rumah Yg layak, terlebih lg ibumu segera ada kbr Dan bisa bersama lagi....amin yarroball alamin."
detikcom mendatangi gubuk reyot yang disebut-sebut tempat tinggal AP di kecamatan paling utara di Karawang itu, Rabu, (26/7/2017). Di gubuk reyot itu, AP tidak ada. Saat detikcom bertanya tentang kisah AP kepada tetangganya, air muka mereka mendadak jadi ekspresi mencibir. Dengan menjawab singkat, mereka bilang sudah hampir sebulan AP tak terlihat di sana.
Ramai Bocah Sebatang Kara Huni Gubuk Reyot di Karawang, Masa Sih?Gubuk yang ternyata milik kerabat AP, bukan rumah AP (Luthfiana Awaluddin/detikcom)
detikcom lalu menyambangi kediaman Kapni (57). Nenek AP dari pihak ayah. Ia bercerita, AP adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Ayahnya adalah seorang sopir tembak yang kerap pergi jauh. Saat usia AP 4 tahun, ayahnya meninggal.
"Itu kuburannya," ujar Kapni sambil menunjuk makam di sebelah rumahnya. "Sejak saat itu, AP kerap diasuh ibunya," kata Kapni.
Kapni mengatakan, saat AP menginjak remaja, ia dibawa ibunya ke Bekasi. Di sana ia bekerja di salon kecantikan. Pada Lebaran 2017, AP kembali ke Karawang, lalu diadopsi oleh Ohan, kerabat dekat AP.
Sekembalinya ke Karawang, informasi kisah AP mencuat di media sosial. "Namun kisah itu tidak benar. AP tidak telantar," ujar Sekretaris Desa Cibuaya Agus Nanang.
Agus mengatakan AP kerap diperhatikan oleh warga Dusun Cibuaya IV. "Bahkan kami patungan untuk biaya sunat dia," kata Agus.
AP juga rutin menerima duit Program Keluarga Harapan (PKH) dari pemerintah. Selain itu, semenjak kisahnya viral, banyak lembaga maupun perorangan yang turut memberikan sumbangan kepada AP.
"Ada sumbangan dari Mabes Polri, persatuan TKW Taiwan, warga negara Jepang, hingga yayasan yatim-piatu," beber Agus.
"Namun sumbangan itu dipakai foya-foya. Kami pernah memergoki dia nyawer penyanyi di panggung dangdut. Dia juga pernah kepergok mabuk dan main perempuan," ungkap Agus.
Kejanggalan lainnya, menurut Agus, adalah sikap AP yang kerap berdandan seperti perempuan, memakai wig, bahkan kerudung.
"Bisa dicek langsung ke akun Facebook dia. Bahkan AP pernah kepergok mencuri ponsel dan motor warga yang mengasuhnya," kata Agus.
detikcom mencoba meminta konfirmasi langsung kepada AP melalui telepon yang nomornya diperoleh dari Ketua RT 1 Asim. Berkali-kali dihubungi, nomor telepon AP tidak aktif.
Saat detikcom menggali informasi kisah AP di Kantor Desa Cibuaya, air muka warga maupun aparat desa terlihat muak. Warga di sana menjelaskan info AP di Facebook adalah HOAX.
AP kerap mendapat bantuan, ia tak kesulitan makan, banyak tetangga yang memberi dia makanan. Bisa jadi, kisah malang AP di Facebook sengaja disebar untuk mencari perhatian dan keuntungan ekonomi.
Sumber: detikcom
Heboh Bocah Sebatang Kara Huni Gubuk Reyot di Karawang, ternyata Hoax.
4/
5
Oleh
Unknown